Tuguran Jum’at
Pertama
I. Pembukaan
1. Para Suster tema tuguran kita malam ini adalah “Belajar Mencinta ”
2. Pengantar
Para Suster dan
Saudari-saudari terkasih, pada kesempatan tuguran malam ini kita diajak untuk belajar mencinta melalui pengalaman
orang Samaria. Hal pokok
berkaitan dengan “Mencinta” adalah tidak sekedar memberi kasih sayang
terhadap orang yang pas di hati kita,
membantu orang yang dekat dengan kita, atau saat orang lain membutuhkan pelayanan,
melainkan lebih dari itu semua. ”Mencinta” adalah ketika kita membawa hati dan
perasaan, kesabaran dan keharmonisan dalam suatu hubungan dan menemukan bahwa
“aku peduli denganmu”. Bertolak dari tema,
“Belajar Mencinta”, kita
diajak untuk secara pribadi dan bersama Para Suster serta
saudari-saudari dalam komunitas ini, untuk sejenak merenungkan makna cinta.
Dan akhirnya, apakah kita sungguh sanggup mencintai Allah yang
hadir dalam diri sesama serta seluruh ciptaan, sebagaimana diteladankan oleh
Yesus? Semoga berkat Sakramen Maha
Kudus menaungi kita sekalian dalam sembah sujud ini dan dalam keheningan kita bersama Yesus,
sehingga kita dimampukan untuk memberi cinta secara total.
……............................................................Hening…………..............................................
3. Tanda Salib…
P : Dalam nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus, Amin.
U : Semua untuk Kemuliaan Tuhan…dan keselamatan jiwa kita….
Para suster dan saudara/I
yang terkasih kita awali sembah sujud ini dengan menyanyikan lagu Ku masuk ruang Maha Kudus ( dpt diganti
dari Puji Syukur/Madah Bakti…)
4. Lagu Pembukaan : Ku Masuk Ruang Maha Kudus
Ku masuk ruang maha kudus
dengan darah anak domba
kumasuk dengan hati tulus
menyembah yang maha kuasa
kumenyembah-Mu, kusembah-Mu 2X
s’bab
nama-Mu kudus, kudus… Tuhan…2X
5. Doa Pembuka (tanpa
dikatakan doa pembuka)
Bapa yang baik...
Kebaikan-Mu tak terselami oleh pikiran kami. Kebesaran-Mu tak tergapai oleh pengertian kami. Namun Engkau sudi hadir bersama
dengan kami dalam perjalanan
hidup kami selama ini.
Hati-Mu terbuka bagi kami, khusus dan istimewa! tiada goresan keengganan tersirat dalam hati-Mu yang
suci. Hati-Mu yang penuh kasih,
Kau tampakkan dalam hati Putera-Mu sendiri, yang hadir sepenuhnya dalam hosti kudus, demi keselamatan kami yang lemah ini. Betapa rapuh dan ringkihnya hidup kami, tak berdaya untuk mencintaimu. Kami tak sanggup
merajutnya sendirian. Rajutlah
hati kami agar semakin kokoh, terpaut pada hati-Mu sendiri
yang lembut dan rendah hati, yang memiliki cinta yang utuh dan
total.
Yesus
yang baik...
Perkenankan
kami memohon kepada-Mu dalam kesempatan sembah sujud ini, untuk
belajar mencinta, agar kami sanggup menjadi
penyerta-Mu di jalan yang telah Engkau sendiri tunjukkan kepada kami. Walaupun kami ringkih, lemah,
mudah retak oleh kedosaan dan kelemahaan serta keegoisan, Engkau sendiri tetap mengajak dan
menarik kami untuk kembali kepada-Mu.
Yesus yang lembut dan rendah hati, jadikanlah hati kami seperti hati-Mu. Amin.
II.
Bacaan
1. Teks Kitab suci : Luk 10:29-37
2. Lagu Antarbacaan : “Tinggallah bersama Aku” (dpt diganti PS/MB…)
Tinggallah bersama Aku
didalam Doa, didalam Doa
3. Renungan : “pergilah dan perbuatlah demikian”
Kisah orang Samaria yang baik hati
di pakai oleh Yesus untuk menunjukkan bagaimana kasih itu di wujudkan terutama
dalam relasi dengan sesama. Yesus memberikan sebuah pelajaran mengenai Cinta
Kasih yang ditunjukkan langsung dalam perbuatan. Yesus dengan tegas mengatakan
“pergilah dan perbuatlah demikian”.
Yesus ingin agar kita tidak hanya mengagumi ajaran kasih dan contoh yang indah,
namun sekarang waktunya untuk melakukan yang sama secara nyata. Ada pepatah
jawa “Jarkoni”, yakni dapat
mengatakan tetapi tidak dapat melakukan. Yang dibutuhkan adalah kesaksian
hidup.
Belajar mencinta dilakukan dengan cara mencintai tentunya, karena tidak ada
jalan lain selain melakukannya. Yesus menjadi guru yang dapat “di gugu lan ditiru”. Kitapun sekarang sudah
menjadi guru cinta kasih, yakni yang mengetahui, mengajarkan dan melakukannya
secara SETIA setiap hari. Apalagi
kita hidup dalam keluarga Fransiskan yang menghidupi kesaksian hidup St.
Fransiskus Asisi yang mau mencintai Kristus sepenuh jiwa raganya. Dengan
demikian setiap kita harus berjuang sepenuh hati untuk mewujudkannya. Yesus
tidak ingin kita sibuk dengan teori dan menuntut orang lain melakukan, Ia ingin
sekarang kitalah pelakunya dan bertindak.
Tentu saja kita akan terus belajar mencinta sampai akhir hayat. Bukankah
mencinta terkadang sampai terluka bahkan sampai pada pengorbanan. Bersiap untuk
melakukan! Cinta yang kita hidupi sekarang berasal dari Allah sendiri, yang
terwujud dalam diri Yesus. Yesus yang tampil secara sederhana sebuah roti kecil
yang senantiasa kita pandang. Dari-Nya kita menimba kekuatan untuk menghadapi
berbagai tantangan bahkan serangan dari si jahat. Dan dalam masa prapaskah
inipun kita “dipanggil untuk melayani”.
Yang pasti kita tidak akan mampu melayani jika kita tidak punya cinta.
Hening (5 Menit)…………………………Diiringi
dengan istrumen….......................
III. Doa Permohonan
Bapa sering kami
berdoa untuk kepentingan diri sendiri, maka pada kesempatan ini kami hendak
menyatukan hati dengan Allah seraya berdoa untuk sesama kami, sudilah Engkau mendengarkan
dan mengabulkan doa kami…
1. Bagi Kongregasi, Ya Bapa berkatilah
kongregasi kami beserta seluruh anggota, agar melalui kehadiran dan karya kami,
semakin banyak orang bergembira dalam Engkau karena merasa disembuhkan,
dicerahkan dan diringankan dari penderitaan serta dikuatkan dalam iman, kasih
dan harapan. Marilah kita mohon…
2. Bagi Gereja dan Negara kami, Bapa yang Maha Bijaksana berilah
kepada pemimpin kami berkat yang melimpah untuk memakmurkan masyarakat kami,
sehingga dengan penyerahan yang total mampu menghadapi segala masalah, konflik
dan aneka bencana yang dihadapi di dalam Gereja dan Negara kami. Dan semoga
kami mampu menjadi persekutuan yang hidup, membawa damai dan keselamatan
serta cinta kepada sesama kami. Marilah kita mohon...
3. Bagi mereka yang
menderita akibat bencana alam, Bapa yang Maha Penyayang, kuatkan dan hiburlah
mereka yang menderita agar tetap teguh dalam iman dan berharap akan kasih-Mu
yang tiada batas, semoga mereka menerima kasih-Mu melalui kebaikan orang-orang
yang menolong, sehingga mereka mampu bangkit dari penderitaan mereka. Marilah
kita mohon...
4. Bagi karyawan/I, Ya Bapa, begitu nyata
kasih-Mu melalui kerja sama, persembahan diri dan ketotalitasan dalam bekerja.
Semoga kekuatan kasih-Mu juga melimpah kepada mereka terutama rahmat kesehatan,
kerelaan dan ketulusan, sehingga kami mengalami sentuhan kasih-Mu melalui
perjuangan, jerih lelah dan usaha mereka. Marilah kita mohon…
5. Bagi kami para suster di komunitas ini,
Ya Bapa, syukur atas cinta-Mu yang menyatukan kami dalam komunitas ini.
Bantulah kami dalam mewujudkan persaudaraan sejati yang terbangun atas dasar
kasih, sukacita dan damai, sehingga memampukan kami menerima dan memahami
kekurangan maupun kelebihan yang ada dalam diri para suster kami. Marilah kita
mohon…
Sekarang marilah kita
satukan rasa syukur, permohonan dan pujian kita dengan doa Tuhan kita. Bapa
Kami yang ada di surga…
IV. Penutup
1.
Doa Penutup (tanpa dikatakan Doa
Penutup)
Yesus, Engkau sedemikian berharga dalam hidupku. Engkau memahami isi hatiku, jauh melebihi diriku sendiri.Tak
pernah Engkau sedikitpun menjauh dariku, walaupun aku sendiri kerap meninggalkan Engkau. Aku bersyukur atas penyertaan-Mu itu. Engkaulah penjaga hatiku saat ini. Berjalanlah
bersamaku dalam meniti jalan terjal. Pergulatanku dari hari ke hari menuju kebersatuan
dengan “belajar mencinta “ setiap saat. Tuhan, isilah hatiku dengan
rahmat kasih-Mu yang berlimpah itu, agar aku sanggup menjadi pembagi kasih-Mu di tengah
saudara-saudari dan
lingkunganku, memberikan cinta dengan rela dan tulus sehingga aku
dapat menikmati hidupku dengan penuh sukacita. Amin
2. Lagu Penutup : Dalam Tuhan Aku
Bersyukur (dapat diganti PS/MB...)
Dalam Tuhan aku bersyukur dengan lagu pujian
Tuhanlah penyelamatku dalam Dialah
sukacita
dalam Dialah sukacita 3 x
3. Renungan Pribadi………………………….
4. Tantum Ergo