Sepulang dari Safari, para suster tengah asyik menceritakan pengalamannya saat bermain di rumah hantu. “rumah hantu yang menyeramkan dan menakutkan…tapi asyik lhoh!’ kata Sr. Vee. Tapi berbeda dengan pengalaman Sr. Naet, ia berteriak-teriak ketakutan hingga keringat dingin. “alah gitu aja takut!! Kan cuman permaian, hantunya juga bo’ongan, aku ndak takut tuh”, timpal ku menanggapi.
Sr. Funny (tidak ikut ke Safari) menjadi penasaran. Banyak yang mengejeknya “kasihan deh Sr. Funny, makanya ikutan” hahahahaha Sr. Funny menjadi sedih + menyesal.
Lalu seorang suster menghiburnya, “ Suster, kalau ingin bermain di rumah hantu tidak harus ke Safari kok, di pasar malam juga ada. Dulu saya sering nonton di Pringsewu”. Dengan semangat 45, Sr. Funny berkata, “ iya suster, aku mau, ayoo Sr kapan kita kesana. Sr ngomong-ngomong di Jakarta ada, emmmmm pasar malam, mananya pasar minggu?” serentak para suster tertawa terbahak-bahak wkwkwkwkwkwkwkwkwkwkwkw. Ternyata Sr. funny belum tahu tentang pasar malam. Ia mengira pasar malam berdekatan dengan pasar minggu. Padahal setiap kamis di depan komunitas kami ada pasar malam meski tidak ada permainan rumah hantunya.
Rumus?
Resep kali !!!!!!!!!
Sejak
saya belajar dan tinggal di Komunitas St. Clara Padangbulan lalu pindah ke
Komunitas St. Fransiskus Kampung Ambon Jakarta, saya memiliki banyak resep
masakan dan kue. Suatu hari saya ingin membuat kue. Lalu saya mengambil lembaran
resep Roti Boy. “aku mau coba ah.....”, tapi setibanya di dapur ternyata
bahan-bahan kurang lengkap. Akhirnya saya membuat roti tawar saja.
Setelah itu
ada informasi bahwa besok akan ada ujian penilaian pembelajaran yang di dalam
mata kuliah tersebut mengandung unsur statistik, matematika, penilaian rapor,
evaluasi, pengukuran, uji mutu test buatan guru dan lain sebagainya. Mulailah
saya belajar dan belajar...............................
Beberapa
hari kemudian saya ingat resep kue saya yang ketinggalan di dapur. Spontan saya
lari ke refter dan berteriak: “ suster rumus roti boy saya dimana? Suster itu
dengan heran menjawab:” rumus? Resep kali!!! Hahahahah....”.
“iya suster maksud saya itu...o
suster! ini gara-gara kemarin saya ngapalin rumus statistik”.
Sapunya : Saya Punya Sandal
Sr. Nana bertugas di Asrama Jiwika, Papua. Adapun
Sr. Nana orang Jawa, ia harus beradabtasi dengan bahasa dan keadaan setempat
yang tidak mudah. Sudah hal biasa di Papua, kalau berbicara menggunakan bahasa
singkatan. Misalnya :”saya pergi” menjadi “sapi”.
Suatu hari Sr. Nana berjalan-jalan di kebun
asrama, ia melihat ada sepasang sandal di bawah pohon. Dalam hati ia bertanya-tanya:
“sandal siapa ini, menaruh sembarangan!.” Lalu Sr. Nana mengambil sandal itu
dengan maksud mencari pemiliknya. Tiba-tiba ada anak kecil sebut saja Kobus,
berlari sambil berteriak:” Suster sapunya, itu sapunya...”. Sambil terus
berjalan menuju asrama, Sr. Nana menjawab: “Kobus, sapunya ada di belakang
pintu”. Kobus berlari semakin dekat, ia meraih tangan Sr. Nana dan
menarik-narik seraya berkata:” Suster itu sapunya, sapunya, sapunya suster...”.
Sr. Nana mulai emosi, “Kobus, sapunya ada di belakang pintu!!”.
Lalu datanglah kakak kelas Kobus, yang ternyata
dari tadi memperhatikan mereka berdua. Ia menjelaskan,”Suster maksud Kobus sandal
itu punya dia sr, miliknya...”. Sr. Nana terperanjat,”tidak bilang dari tadi,
malah teriak-teriak sapunya! sapunya! sapunya! Sapunya ya ada di balakang pintu
to...bicara yang lengkap, jangan disingkat-singkat macam saya tau saja e”.
Kobus hanya bisa menggangguk,”iya suster
maaf”. Dengan wajah tersipu malu Sr. Nana memberikan sandal itu kepada Kobus.
Entaun hau
tengki dehan wow hanesan ne!
Suatu siang ada dua frater dari Timor Leste sedang
sneack sambil bercerita pengalamannya (memakai bahasa Timor). Sayapun turut
bergabung dan mendengarkan, ceritanya sangat seru. Setelah frater selesai
cerita, tanpa pikir panjang saya berkata,”entaun hau tengki dehan wow hanesan
ne! Ke dua frater kebingungan dan bertanya:”Apa maksudnya?” Dengan bangga saya
menjelaskan maksudnya adalah “jadi aku harus bilang wow gitu hahahaaaa”.
Katarine, FSGM
Tidak ada komentar:
Posting Komentar