A.
Situasi dan
Status Sosial
Umat Paroki St Bonaventura merupakan paroki yang
terletak di Pulo Mas Dekenat Jakarta Timur. Pulo Mas sering disebut dengan
singkatan dari Pusat Orang-Orang berhati Emas dan Paroki ini dikenal sebagai
paroki yang termasuk kaya. Namun
disekitar Gereja masih saja ada orang- orang miskin yang perlu di bantu
dalam hal ekonomi. “…didekat Gereja
kita sini itu ada ee lingkungan namanya lingkungan Carolus Boromeus itu sangat
itu satu lingkungan ya tapi lokasinya terjelek aa pasadenia residen itu kan
dari itu rumah bagus-bagus itu gede-gede mahal itu suster”[1].
Kemiskinan yang dialami umat di wilayah sekitar
Gereja, berkaitan dengan ekonomi, mereka merasa rendah dan sungkan untuk
bergabung dengan orang kaya. Perbedaan yang sangat jauh
bagaikan langit dan bumi. Banyak masyarakat di sekitar lokasi itu mempunyai
rumah mewah, sedangkan umat katolik yang tinggal disitu cukup untuk berteduh.
Sehingga keadaan dan situasi ini mempengaruhi beberapa umat katolik dalam membangun
kebersamaan sebagai satu paguyuban. Ketika mereka diajak untuk bergabung dalam
kegiatan rohani di Paroki, mereka
merasa diri tidak berdaya, merasa sungkan, kecil dan tidak layak untuk terlibat
karena dari segi ekonomi mereka tidak mempunyai apa-apa.
Selain itu dari segi status sosial, banyak orang di
paroki ini yang tergolong orang berada dan mempunyai segala-galanya,
namun mereka tetap saling menjalin relasi. Misalnya mengadakan kunjungan “terus yang
salah kita buat lalu salah satu ya kita sering kita berkunjung ke sana, hanya
seperti orang tamu aja.
Kalau untuk kita berkumpul kitab suci segala bapak itu selalu ikut tetapi
lokasi tetap di pulomas terpencil atau kita pinjam ruangan disitu tapi kalau ya
ya itu hanya kalau tapi kalau untuk lintas paroki masih baik”. Dengan
kegiatan ini mereka tidak seperti orang yang tidak dianggap, justru diberi
perhatian khusus. Tujuannya untuk membangun kebersamaan sebagai anggota tubuh
Kristus yang takkan terpisah. Karena semua manusia, miskin atau kaya, lemah
atau kuat, di hadapan Allah sama. Allah menaruh kasih dan cinta yang sama bagi
semua ciptaan-Nya, terutama manusia.
B.
Latar Belakang
Ekonomi
1.
Kaya
Arti
"kaya" bagi banyak orang bisa saja berbeda-beda. Sama dengan cara
orang memandang "sukses".
Namun, kaya yang dimaksud dalam tulisan ini adalah berkaitan dengan harta dan
tempat tinggal. Orang yang mampu dapat membuat rumah yang baik dan hidupnya
terjamin. Semua orang menginginkan
hidup kaya, bahagia, dan sejahtera. Menjadi
kaya memerlukan waktu dan proses, yang dikerjakan secara penuh disiplin dan
komitmen tinggi. Menjadi kaya pun bukanlah akhir dari sebuah pencapaian,
melainkan sebuah titik yang akan terus bergerak.
2.
Miskin
Sebaliknya miskin merupakan situasi sosial yang
dialami semua orang termasuk umat Katolik di Pasadenia tepatnya di lingkungan
Carolus Boromeus. Ada lingkungan yang miskin tetapi mereka mempunyai usaha
sehingga menjadi sukses. Sebagai pribadi yang sadar, betapa
bangganya setiap kita bisa memberikan sesuatu bagi orang lain, meskipun hal itu
sangat kecil. Betapa kita setelah memberi merasa kaya dan hebat, dan betapa
orang yang kita berikan itu seperti nya sangat membutuhkan meskipun hanya untuk
detik itu.
C.
Harapan umat
Dalam hiruk-pikuk kehidupan seperti sekarang ini
masih ada orang yang mau membela dan mempertahankan gereja. Tidak menghiraukan
situasi sosial baik miskin maupun kaya. Ini merupakan salah satu pengakuan iman
akan kekudusan Gereja yang dapat mempersatukan semua umat, yaitu “Menjaga dan
Merawat Gereja”. “Harapan
saya itu suster kalau Ke Gereja kan ada slide ya suster slide itu yang buat
saya, ada beberapa tulisan siapa lagi
sih yang akan merawat dan menjaga Gereja kita kalau bukan kita sendiri”.
Pernyataan ini jelas mengandung makna siapapun dia entah kaya, miskin,
berkewajiban untuk peduli dengan Gereja, yang dimulai dari keluarga memberi
contoh bahwa Gereja itu rumah Tuhan, rumahku, rumahmu, namun yang harus merawat
dan menjaga adalah semua umat katolik baik yang kaya maupun yang miskin. Datang
ke Gereja untuk bertemu Tuhan dan dalam ekaristi membangun kebersamaan menjadi
satu tubuh yang takkan terpisahkan untuk selama-lamanya, berkat santapan tubuh
dan darah Kristus.
[1]
Wawancara, Selasa, 28 Agustus 2012, Bp.Koko, 43 Th Sekretaris 2 Dewan Paroki Gereja
St. Bonaventura Lingkungan St. Lukas,
Wilayah IV.